Persona
Persona adalah karakterisasi fiksi dari pengguna. Tujuan dari persona adalah untuk membuat pengguna tampak lebih nyata, untuk membantu desainer menjaga ide-ide realistis dari pengguna selama proses desain. Persona biasanya digunakan untuk memahami karakter pengguna, sehingga kita dapat membangun empati terhadap pengguna. Selain itu, persona juga bisa digunakan untuk membangun fokus, berkomunikasi dan mencapai konsensus, membuat keputusan, dan mengukur efektifitas.
Persona tidak menggambarkan orang sungguhan, tetapi penyusunan persona didasarkan pada data nyata yang dikumpulkan dari banyak pengguna. Oleh karena itu, pembuatan persona tidak dilakukan berdasarkan asumsi belaka. Data dapat dikumpulkan melalui riset yang dapat dilakukan dengan cara wawancara dan observasi sejumlah orang yang kira-kira merupakan target pengguna dari sistem yang ingin kita buat. Hasil dari riset tersebut, nantinya akan memperlihatkan karakter dari para pengguna. Berdasarkan karakter, data akan dikategorikan dan dikombinasikan ke dalam beberapa kategori pengguna. Hal ini menyebabkan persona dalam suatu sistem bisa beragam jumlahnya tergantung dari kategori pengguna yang ada.
Terdapat 4 Perspektif Berbeda tentang Persona.
- Goal-directed personas : untuk memeriksa proses dan alur kerja yang ingin digunakan pengguna sehingga dapat mencapai tujuan mereka dalam berinteraksi dengan produk. Harus melalui riset pengguna yang telah menghasilkan bahwa produk memang memiliki nilai kepada pengguna.
- Role-based personas : termasuk mengarah kepada tujuan / goal-directed, tetapi juga ke arah perilaku. Perspektif ini berfokus pada peran pengguna dalam organisasi.
- Engaging personas : memeriksa emosi pengguna, psikologi, latar belakang mereka dan menjadikannya relevan dengan tugas yang ada. Perspektif ini menekankan bagaimana cerita dapat melibatkan dan menghidupkan persona.
- Fictional personas : Perspektif ini tidak muncul dari riset pengguna (tidak seperti persona lainnya) tetapi muncul dari pengalaman tim desain UX. Ini membutuhkan tim untuk membuat asumsi berdasarkan interaksi masa lalu dengan basis pengguna, dan produk untuk memberikan gambaran tentang seperti apa, mungkin, pengguna biasa.
Implementasi pada Proyek PPL 2021 TBCare
TBCare dibuat untuk PPTI (Perkumpulan Pemberantas Tuberkolosis Indonesia) Cabang Depok. Data pengguna aplikasi TBCare dapat dilihat dari penggunaan website/aplikasi sebelum Sprint 1, dan dari website PPTI. Dari website PPTI, PPTI memiliki misi yang beberapa diantaranya adalah meningkatkan kontribusi dalam pengendalian TBC, memperluas informasi TBC kepada masyarakat, dan membantu pasien TBC yang tidak mampu sesuai kemampuan organisasi.
Untuk dapat melaksanakan misi tersebut, tentunya PPTI harus mengetahui pasien-pasien TBC yang ada di depok. Mulai dari pasien yang masih terduga, maupun yang sudah positif terkena ppti. Setelah mendapatkan informasi tersebut, dapat melakukan kontrol/monitoring terdapat pasien sehingga bisa membantu pasien sembuh (gratis/tanpa biaya untuk yang tidak mampu, sesuai kemampuan organisasi). Tetapi wilayah depok cukup luas, dan masyarakatnya juga banyak, hal tersebut adalah masalah untuk PPTI dalam mencatat pasien-pasien yang ada.
Masyarakat yang terduga maupun positif TBC yang ada di wilayah depok (terutama yang tidak mampu) tentunya juga ingin dapat menjangkau PPTI, agar mendapatkan bantuan. Tetapi ppti tidak dapat menjangkau seluruh kota Depok, dan mencatat seluruh kasus yang ada.
Selain itu, jika dilihat dari data pengguna sebelumnya, memang terdapat 2 jenis pengguna. Yaitu pengguna yang mengelola informasi kasus tbc (serta mengelola akun yang ada) pada website admin, dan juga pengguna yang membantu pencatatan kasus terduga (termasuk melakukan monitoring terhadap pasien) pada aplikasi mobile.
Sehingga terdapat dua persona pada proyek yaitu kader, yang tersebar di seluruh kota depok untuk membantu PPTI menjangkau pasien dan juga membantu pasien secara langsung dapat terjangkau oleh PPTI. Kader membantu mencatat pasien yang terduga, dan melakukan monitoring terhadap pasien tbcare yang terduga serta yang positif.
Dan juga persona lain yaitu Admin, yang mencatat seluruh kasus pasien tbc dan mengatur data mengenai orang-orang yang dapat menjadi kader. Selain itu juga dapat melihat aktivitas yang dilakukan oleh kader-kader.
Persona yang saya buat disini tidaklah baik atau lengkap karena tidak melalui wawancara atau observasi secara langsung. Di Proyek PPL 2021 saya tidak langsung berhadapan dengan user software TBCare yaitu ppti. Tetapi persona hanya dibuat dari website ppti yang dapat diakses online dan asumsi mengenai penggunaan apliakasi dari kode yang ada. Jika terdapat kesempatan untuk berhubungan langsung dengan ppti, dan melakukan riset lebih dalam, persona yang dibuat akan menjadi lebih detail dan lengkap. Tentunya dapat memberikan manfaat untuk arah dalam membuat fitur/software TBCare ke depannya.
Sekian dari saya. Semoga bermanfaat!
Referensi :
https://www.interaction-design.org/literature/article/personas-why-and-how-you-should-use-them